Rabu, 03 November 2010

jenis-jenis kelompok

20100126

jenis-jenis kelompok sosial

Kita memahami bahwasanya manusia adalah makhluk sosial, karena itu manusia tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya. Untuk melangsung-kan kehidupannya manusia senantiasa hidup berkelompok.Ada kelom-pok berburu, kelompok tani, kelompok arisan, kelompok belajar, kelompok pecinta lingkungan hidup, dan lain-lain. Selanjutnya, seseorang mungkin dilahirkan di rumah sakit, dididik di sekolah formal, mencari nafkah dengan bekerja di suatu perusahaan, mengadakan kegiatan sosial dengan aktif di organisasi kemasyarakatan dan sebagainya diatur oleh institusi/organisasi tertentu. Dengan demikian, kehidupan manusia tidak lepas dari sosial kemasyarakatan yang dimanifestasikan dalam kelompok sosial maupun organisasi sosial.Selanjutnya perlu kita bahas secara mendalam mengenai kelompok sosial dan organisasi sosial.

1. Kelompok Sosial

Pengertian kelompok sosial yang pertama adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari sejumlah orang yang berinteraksi satu sama lain dan terlibat dalam satu kegiatan bersama. Tentunya perlu dipertajam lebih lanjut mengenai pengertian ini karena interaksi saja tidak cukup, karena dua orang saja sudah dapat membentuk kelompok. Pengertian interaksi di sini haruslah diartikan sebagai interaksi tatap muka, di mana mereka terlibat dalam ruang dan waktu. Dari sinilah muncul pengertian kedua, yaitu sejumlah orang yang mengadakan hubungan tatap muka secara berkala karena mempunyai tujuan dan sikap bersama; hubungan-hubungan yang diatur oleh norma-norma; tindakan-tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kedudukan (status) dan peranan (role) masing-masing dan antara orang-orang itu terdapat rasa ketergantungan satu sama lain.

2. Organisasi Sosial
Pengertian organisasi sosial menurut Amitai Etzioni[1]organisasi adalah unit sosial (pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk dan dibentuk kembali dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Etzioni menjelaskan umumnya organisasi ditandai ciri sebagai berikut : (1) pembagian kerja, kekuasaan, dan tanggung jawab komunikasil; (2) ada satu atau beberapa pusat kekuasaan yang berfungsi mengawasi usaha-usaha organisasi serta mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan; (3) ada pergantian tenaga (kaderisasi) bila ada individu yang tak mampu menjalankan tugas-tugas organisasi.
Pengertian lainnya : organisasi adalah suatu sistem sosial yang bersifat langgeng, formal, memiliki identitas kolektif yang tegas, daftar anggotanya terinci, dan mempunyai sifat hirarkis.
Gagasan penting kedua dalam organisasi adalah adanya tujuan atau maksud melakukan koordinasi. Selanjutnya, proses pelaksanaan tugas dapat berjalan efektif bila dilakukan terpadu/ terintegrasi yang dilaksa-nakan oleh anggota-anggotanya.

Penggolongan/Jenis/Tipe
1. Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial agara ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.
Berdasarkan pengertian tersebut kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa, antara lain:
Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan.
Sedangkan menurut Goerge Homan kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang acapkali berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara.
Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.
b. Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektiv.
Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
c. Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi.
Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
d. Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati
Misalnya: kelompok arisan.
e. Kelompok referensi
Merupakan kelompok sosial yang menjadi ukuran bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Seseorang itu telah menyetujui norma, sikap, dan tujuan dari kelompok tersebut.
f. Kelompok membership
Merupakan kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
Ukuran utama bagi keanggotaan seseorang dengan interaksinya dengan kelompok sosial yang bersangkutan.
Keenam kelompok sosial di atas merupakan kelompok sosial yang teratur.
Adapun kelompok sosial yang tidak teratur adalah : kerumunan (crowd) dan publik dalam berbagai bentuk.

2. Organisasi Sosial
a.Organisasi Normatif
Adalah pihak elit menjalankan organisasi/ mengawasi anggota lebih dominan menggunakan kekuasaan normatif (persuasif). Bentuk partisipasi anggota adalah dengan komitmen moral.
b. Organisasi Utilitarian
Adalah pihak elit mengawasi anggota dominan menggunakan kekuasaan utilitarian. Partisipasi anggota berdasarkan komitmen perhitungan yaitu pemikiran hubungan bisnis, sangat perhitungkan untung rugi.
c. Organisasi Koersi
Adalah pihak elit menggunakan kekuasaan koersi dalam mengawasi anggotanya. Koersi adalah segala jenis paksaan, ancaman, dan intimidasi yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.

3.Proses pembentukan Kelompok dan Organisasi Sosial
Pada dasarnya, pembentukan kelompok dan organisasi sosial dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:
a. Persepsi
Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
b. Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk maju.
c. Tujuan
Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
d. Organisasi
Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.
e. Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
f. Interaksi
Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.

4.Dinamika Kelompok dan Organisasi Sosial
a. dinamika kelompok
dinamika kelompok dengan pendekatan sosiologis dapat diamati dari unsur-unsur pokok sistem sosial sebagai alat analisis dinamika kelompok yaitu :
-Tujuan : segala sesuatu yang ingin dicapai oleh kelompok
-Keyakinan : aspek pengetahuan/kognitif yang dianggap benar
-Norma : perilaku standar yang dapat diterima
-Sanksi : sistem penghargaan dan hukuman terhadap perilaku anggota kelompok
-Peranan kedudukan : hirarki hak dan kewajiban
-Kewenangan ambil keputusan dan mengontrol orang lain
-Jenjang sosial
-Fasilitas yang menyangkut alat untuk mencapai tujuan kelompok
b. dinamika organisasi sosial
Pencermatan dinamika organisasi dapat dilihat dari :
1. sistem organisasi : tujuan, struktur, lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya (2)struktur organisasi : kewenangan, komunikasi, tugas; (3)proses organisasi : hubungan antar peranan, pengendalian, koordinasi, sosialisasi, dan supervisi.

Mengapa orang masuk kelompok

atraksi Interpersonal adalah daya tarik antara orang-orang yang mengarah kepersahabatan dan romantishubungan . Studi tentang atraksi interpersonal merupakan area utama penelitian dalam psikologi sosial . atraksi interpersonal ini terkait dengan berapa banyak kita sukacinta , benci, atau membenci seseorang. Hal ini dapat dilihat sebagaigaya bertindak antara dua orang yang cenderung menarik mereka bersama-sama dan menolak perpisahan mereka. Ketika mengukur daya tarik interpersonal, kita harus mengacu pada kualitas dari menarik serta kualitas dari attractor untuk mencapai akurasi prediktif. Disarankan bahwa untuk menentukan daya tarik, kepribadian dan situasi harus diperhitungkan. Tolakan juga merupakan faktor dalam proses tarik interpersonal,’s konsepsi salah satu “daya tarik” lain dapat bervariasi dari atraksi ekstrem tolakan ekstrim.

Kesamaan dalam berbagai aspek

Temuan menunjukkan bahwa kesamaan interpersonal dan daya tarik yang multidimensi konstruksi (Lydon, Jamieson & Zanna, 1988), di mana orang tertarik kepada orang lain yang serupa dengan mereka dalam demografi, penampilan fisik, sikap, gaya interpersonal, latar belakang sosial dan budaya, kepribadian, kepentingan dan preferensi kegiatan, dan komunikasi dan keterampilan sosial. Sebuah studi yang dilakukan oleh Theodore Newcomb (1961) di asrama perguruan tinggi teman sekamar menyarankan bahwa orang dengan latar belakang bersama, prestasi akademik, sikap, nilai, dan pandangan politik menjadi teman.
  • Penampilan fisik
  • The hipotesis pencocokan diusulkan oleh sosiolog Erving Goffman menunjukkan bahwa orang lebih mungkin untuk membentuk hubungan jangka panjang dengan mereka yang sama-sama cocok dalam atribut sosial, seperti daya tarik fisik, karena mereka. [4]Studi yang dilakukan oleh peneliti Walster dan Walster mendukung pencocokan hipotesis dengan menunjukkan bahwa mitra yang serupa dalam hal daya tarik fisik menyatakan paling suka satu sama lain. [5] Studi lain juga menemukan bukti yang mendukung hipotesis yang cocok: foto pasangan kencan dan terlibat dinilai dalam hal daya tarik, dan kecenderungan pasti ditemukan untuk pasangan daya tarik sama dengan tanggal atau terlibat.
  • Namun, kecepatan-dating Percobaan dilakukan pada mahasiswa pascasarjana dari Columbia University menunjukkan bahwa meskipun daya tarik fisik lebih disukai dalam calon pasangan, pria menunjukkan preferensi yang lebih besar untuk itu daripada wanita. [7]
  • Sikap
  • Menurut ‘hukum tarik-menarik’ oleh Byrne (1971) [8] , daya tarik terhadap orang yang secara positif berkaitan dengan proporsi kesamaan sikap berhubungan dengan orang itu. Clore (1976) juga dikemukakan bahwa satu dengan sikap yang sama seperti milik Anda lebih menyenangkan dengan persepsi Anda tentang hal-hal dan lebih memperkuat dia / dia, sehingga lebih Anda suka dia.Berdasarkan konsistensi kognitif teori, perbedaan sikap dan kepentingan dapat menyebabkan benci dan penghindaran (Singh & Ho, 2000; Tan & Singh, 1995) sedangkan kesamaan dalam sikap mempromosikan daya tarik sosial (Byrne, London & Reeves, 1968; Singh & Ho , 2000). Miller (1972) menunjukkan bahwa kesamaan sikap mengaktifkan daya tarik yang dirasakan dan informasi yang mendukung kemampuan dari satu sama lain, sedangkan perbedaan akan mengurangi dampak dari isyarat.
  • Penelitian oleh Jamieson, Lydon dan Zanna (, 1987 1988) menunjukkan bahwa kemiripan sikap dapat memprediksi bagaimana orang menilai menghormati mereka satu sama lain, dan kesan pertama sosial dan intelektual yang dalam hal kesamaan aktivitas preferensi dan berbasis nilai kesamaan sikap masing-masing. Dalam perbandingan antargolongan, kesamaan sikap tinggi akan mengakibatkan homogenitas di antara anggota dalam kelompok sedangkan kesamaan sikap rendah akan menyebabkan perbedaan di antara anggota dalam kelompok, mempromosikan daya tarik sosial dan pencapaian kinerja kelompok yang tinggi dalam tugas yang berbeda (Hahn & Hwang, 1999).
    Meskipun kesamaan sikap dan atraksi yang berhubungan linier, atraksi mungkin tidak memberikan kontribusi yang signifikan untuk mengubah sikap (Simons, Berkowitz & Moyer, 1970)
    Sosial dan latar belakang budaya
    Byrne, Clore dan Worchel (1966) menyarankan orang dengan status ekonomi yang sama kemungkinan besar akan tertarik satu sama lain. Buss & Barnes (1986) juga menemukan bahwa orang lebih suka pasangan romantis mereka untuk menjadi serupa dalam karakteristik demografi tertentu, termasuk latar belakang agama, orientasi politik dan status sosial-ekonomi .
    Kepribadian
    Para peneliti telah menunjukkan bahwa daya tarik interpersonal berkorelasi positif kepribadian kesamaan (Goldman, Rosenzweig & Lutter, 1980). Orang-orang cenderung mitra keinginan romantis yang mirip dengan mereka pada keramahan, hati nurani, ekstroversi, kestabilan emosi, keterbukaan terhadap pengalaman (Botwin, Buss, & Shackelford, 1997), dan gaya lampiran (Klohnen & Luo, 2003).
    Minat dan aktivitas
    Kegiatan kesamaan terutama prediksi dari penilaian sukai, yang mempengaruhi penilaian tarik-menarik (Lydon, Jamieson & Zanna, 1988). Lydon dan Zanna (1987, 1988) menyatakan bahwa pemantauan diri yang tinggi orang lebih dipengaruhi oleh kesamaan aktivitas preferensi dari kesamaan sikap terhadap daya tarik awal, sedangkan rendah diri pemantauan orang lebih dipengaruhi pada daya tarik awal dengan kesamaan sikap berbasis nilai dari pilihan kegiatan kesamaan.
    Ketrampilan sosial
    Menurut langkah-langkah pasca-percakapan daya tarik sosial, kesamaan taktis berkorelasi positif dengan kepuasan partner dan peringkat kompetensi global, tetapi tidak berkorelasi dengan perubahan pendapat dan dirasakan tindakan persuasi (Waldron & Applegate, 1998).
    Tujuan kelompok
    disusun berdasarkan mayoritas
    individu yangbekerja untuk mencapai tujuan
    bersamaTujuan merupakan pedoman dalam
    pencapaian programdan aktivitas serta
    memungkinkan untuk terukurnya efektivitas
    dan efisiensi kelompok.
    Komitmen anggota akan tergantung kepada
    ketertarikannya terhadap kelompokdan
    tujuan kelompok.
    Tingkat resiko dalam pencapaian tujuan
    kelompokharusditetapkandandipantau
    secarahati-hati; resiko kegagalanyang
    moderat lebih memotivasi.
    Instrumental (Instrumental Cohesiveness) adalah sebuah rasa kebersamaan yang berkembang ketika para anggota kelompok sama-sama bergantung satu dengan
    yang lain karena mereka percaya bahwa mereka tak dapat mencapai sasaran
    kelompok dengan bertindak secara terpisah.
    a. Pengaruh antara kekompakan kelompok dengan kinerja dan prestasi kerja,
    yaitu :
    b. Terdapat sebuah dampak kekompakan sehingga kinerja yang kecil, namun
    secara statistik signifikan.
    c. Dampak kekompakan kepada kinerja lebih kuat bagi kelompok-kelompok
    yang lebih kecil dan kelompok pada dunia nyata (dibandingkan dengan
    kelompok-kelompok yang tersusun didalam penelitian).
    d. Dampak kekompakan kinerja menjadi lebih kuat ketika orang bergerak dari
    kelompok bukan militer ke kelompok militer sampai ke tim olah raga.
    e. Komitmen terhadap tugas yang dihadapi (berarti individu melihat standar-
    standar kinerja sebagai suatu hal yang berlaku) memiliki dampak paling kuat
    atas pengaruh kekompakan dan kinerja.
    f. Pengaruh kinerja dengan kekompakan lebih kuat daripada pengaruh
    kekompakan dengan kinerja, jadi keberhasilan cenderung mengikat anggota-
    anggota kelompok atau tim bersama, lebih dari kelompok-kelompok yang
    terjalin erat yang lebih menjadi berhasil.
    g. Kebalikan dengan pandangan umum, kekompakan bukan sebuah minyak
    pelicin, yang memperkecil gesekan karena kerikil manusia didalam sistem.

    Karakteristik Kelompok

    Karakteristik Kelompok (Sorsyth, 1979), yaitu:
    1. Interaksi → Fisik, verbal, nonverbal, emosional
    2. Struktur → Pola hubungan yang stabil diantara anggota
    - Role yang telah diharapkan dan seseorang yang telah menduduki
    - Norma : Aturan yang mengidentifikasi atau mendeskripsikan perilaku yang tepat
    - Relasi antar anggota
    3. Tujuan
    - Intrinsik
    - Ekstrinsik (tujuan bersama):
    a. Faktor pemersatu paling kuat (ex: olah raga)
    b. Memotivasi perilaku tertentu sehingga tujuan tercapai
    4. Groupness → entitavity (kesatuan) : Tingkat dimana kesatuan kekuatan
    tunggal menyatu
    5. Ketergantungan Dinamis

    Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok :
    A. Faktor Situasional : Karakteristik Kelompok
    1. Ukuran Kelompok → efektif : 5 orang (Hare, 1952)
    2. Jaringan Komunikasi
    3. Kohesi Kelompok, yaitu kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok (Collins & Raven, 1964)
    Menurut Mc David & Harori (1964), kohesi kelompok diukur dari :
    a. Ketertarikan satu sama lain secara interpersonal
    b. Ketertarikan anggota pada kegiatan dan
    c. Fungsi kelompok sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat pemuas kebutuhan anggotanya
    4. Kepemimpinan → yaitu komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok (Cragan & Wright, 1980)

    B. Faktor Personal : Karakteristik Anggota Kelompok Menurut (Cragan & Wright, 1980) 2 dimensi interpersonal, yaitu :
    1. Proses interpersonal : keterbukaan, percaya, simpati
    2. Kebutuhan interpersonal → William C Schultz (FIRO) : inklusi, kontrol,
    afeksi

    Pendekatan Empiris

    Istilah empiris artinya bersifat nyata. Jadi, yang dimaksudkan dengan pendekatan empiris adalah usaha mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan yang hidup dalam masyarakat. Jadi penelitian dengan pendekatan empiris harus dilakukan di lapangan, dengan menggunakan metode dan teknik penelitian lapangan. Peneliti harus mengadakan kunjungan kepada masyarakat dan berkomunikasi dengan para anggota masyarakat.
    Dengan pendekatan empiris bukan berarti tidak ada sama sekali pengertian-pengertian teoritis yang dapat dikemukakan peneliti, namun hanya pokok-pokok pengertian yang telah diketahuinya, yang belum mendalam, dikarenakan si peneliti masih kurang mengetahui dan menguasai teori-teori tersebut. Yang penting dalam pendekatan empiris adalah apa yang dialami dan didapat datanya oleh peneliti di lapangan.
    Penelitian dengan pendekatan empiris selalu diarahkan kepada identifikasi (pengenalan) terhadap hukum nyata yang berlaku, yang implisit berlaku (sepenuhnya) bukan yang eksplisit (jelas, tegas diatur) di dalam perundangan atau yang diuraikan dalam kepustakaan. Begitu pula diarahkan kepada efektivitas (keberlakuan) hukum itu dalam kehidupan masyarakat.
    Dari data-data yang dikumpulkan di lapangan, maka dapat diketahui apakah hukum yang diatur di dalam perundangan atau teori-teori yang diuraikan dalam kepustakan hukum, benar-benar berlaku dalam kenyataan, ataukah belum berlaku, tidak berlaku, terjadi penyimpangan, telah berubah dan sebagainya.

    1.3. Pendekatan Normatif Empiris

    Dari uraian di atas maka penelitian terhadap masalah hukum yang sempurna adalah.yang menggunakan pendekatan tidak saja pendekatan normatif dan pendekatan empiris tetapi pendekatan dari keduanya ialah pendekatan 'normatif-empiris'. Dengan demikian si peneliti tidak saja berusaha mempelajari, pasal-pasal perundangan pandangan pendapat para ahli dan menguraikannya dalam karya penelitian ilmiah, tetapi juga menggunakan bahan-bahan yang sifatnya normatif itu dalam ranpka mengulas dan menganalisis data lapangan yang disajikan sebagai pembahasan.
    Dalam penelitian terhadap masalah yang menyangkut peraturan memang dapat digunakan pendekatan nomatif semata, dengan melakukan penelitian kepustakaan dan dokumentasi saja tanpa turun ke lapangan, misalnya untuk membahas putusan-putusan pengadilan (jurisprudensi) atau kalau dalam hukum Islam oleh kelompok-kelompok keagamaan, dengan metode perbandingan antar putusan, tetapi akan lebih sempurna jika dilakukan juga pendekatan empiris, apalagi jika masalahnya mengenai hukum yang sangat majemuk.
    Oleh karena penelitian yang baik itu dilakukan dengan pendekatan normatif-empiris, dengan mengumpulkan data tidak saja data pustaka tetapi juga di lapangan. Selanjutnya, karena penelitian lapangan meniscayakan komunikasi dengan para anggota masyarakat, maka pcndekatan normatif-empiris, dapat juga disebut pendekatan 'normatif sosiologis' atau 'normatif antropologis’. Dengan memanfaatkan sosiologi hukum dan antropologi hukum, sesuai dengan masalah hukum yang diteliti. Jika masalahnya mengenai aspek kemasyarakatan maka termasuk dalam sosiologi hukum dan jika mengenai aspek manusia (perilaku) maka ia termasuk dalam antropologi hukum.

    Pendekatan Teoritis dan Teori Sintalitas

    Pendekatan Teoritis dan Teori Sintalitas

    Tidak lengkap rasanya jika kita ingin  mempelajari sesuatu tanpa mengetahui teori-teori dan pendekatan-pendekatan didalamnya. Sama halnya dengan ilmu psikologi yang memiliki cabang-cabang pendekatan besar seperti: Pendekatan perilaku atau behavioristik, pendekatan kognitif, pendekatan psikoanalisa, dan pendekatan fenomenologi.
    Kelompok juga memiliki pendekatan-pendekatan ( 2 pendekatan tepatnya ), yaitu:
    • Pendekatan empiris ,dan
    • Pendekatan teoritis
    Nah disini saya akan coba memaparkan salah satu sub dari pendekatan teoritis, yaitu Teori sintalitas.
    Teori Sintalitas
    Teori ini dikembangkan oleh Cattel, seorang yang lahir di Hilltop, Bromwich Barat, atau mudahnya di England ( Inggris ) pada tanggal 20 maret 1905. Cattel berpendapat bahwa untuk membuat perkiraan ilmiah membutuhkan dan harus dapat diukur dan diklasifikasikan.
    Maka dari dasar pemikiran itulah dia menjelaskan tentang kelompok yang seharusnya memiliki kepribadian yang dapat dipelajari. Hal ini jelas mematahkan penjelasan bahwa kelompok bersifat dinamis atau terus berubah. Dapat saya simpulkan bahwa jika kelompok dapat dipelajarinya kepribadiannya, maka ada sebuah perilaku didalamnya yang dapat membentuk kepribadian, dan jika ad perilaku dalam kelompok, maka ada yang membuat perilaku tersebut ( dalam hal ini adalah anggota kelompok ). Dan jika perilaku dan struktur yang khas itu dapat dipelajari dan dijadikan suatu hal yang harus ada dalam kelompok, maka tak akan ada pengaruh pada pergantian anggota didalamnya.
    Cattel menjelaskan, bahwa setidaknya ada suatu panel / atau tuas didalam setiap kelompok yang saling bergantung satu sama yang lainnya, yaitu:
    • Sifat sintalitas, yaitu pengaruh suatu kelompok terhadap kelompok lain.
    • Sifat Struktur kelompok, yaitu afeksi dan keakraban anatar anggota kelompok.
    • Sifat populasi, yaitu sifat rata-rata dari tiap individu di kelompok.
    Dan sebagai tambahan, Cattel juga memaparkan tentang aspek penting dalam kelompok, yaitu eksistensi kelompok yang tergantung pada kebutuhan anggotanya. Hal ini sudah sangat jelas, bahwa tidak akan ada kelompok jika tidak ada anggota dan tujuan yang sama didalam nya ( pengertian kelompok secara umum )
    Sumber referensi:

    Orientasi teoritis Dalam Dinamika Kelompok

    Orientasi teoritis Dalam Dinamika Kelompok

    Adalah Marshall Scott Poole yang mengembangkan Teori Strukturasi adaptif (Adaptive Structuration Theory). Profesor komunikasi pada Texas A&M University itu dikenal sebagai pakar di bidang komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi, terutama pada sisi metodologi penelitian dan perkembangan teori. Poole mengembangkan teori ini bersama rekan-rekannya, yaitu Robert McPhee dari Arizona State University dan David Seibold dari The University California.
    Teori ini mengambil nama ‘Strukturasi Adaptif’, karena anggota kelompok secara sengaja meyesuaikan aturan dan sumberdaya untuk mencapai tujuan. Selain itu, strukturasi adalah sesuatu yang lebih kompleks daripada model urutan tunggal. Poole percaya bahwa nilai dari pembuatan teori keputusan kelompok bergantung pada seberapa baik ia mengalamatkan kekomplekskan interaksi yang ada dalam sebuah kelompok.
    West dan Turner (2007:299) menggarisbawahi tiga asumsi poko teori strukturasi adaptif, yaitu
    1. Kelompok dan organisasi diproduksi dan direproduksi melalui penggunaan aturan dan sumber daya.
    2. Aturan komunikasi berfungsi baik sebagai sebagai medium maupun hasil akhir dari interaksi.
    3. Strukturasi kekuasaan ada di dalam organisasi dan menuntut proses pengambilan keputusan dengan menyediakan informasi mengenai bagaimana cara untuk mencapai tujuan kita dengan cara yang terbaik.
    Sumber
    rohimahyati.wordpress.com/2010/10/03/orientasi-teoritis-dalam-dinamika-kelompok/

    pengertian dinamika kelompokDefenisi Dinamika Kelompok Pengertian dinamika kelompok dapat diartikan melalui asal katanya, yaitu dinamika dan kelompok. Pengertian dinamika Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan Sebagaimana menurut Drs. Soelaiman Joesoyf (1986), memberikan batasan bahwa : “Perubahan secara besar maupun secara kecil atau perubahan secara cepat atau lambat itu sesungguhnya adalah suatu dinamika, artinya suatu kenyataan yang berhubungan dengan perubahan keadaan”. Pengertian kelompok Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut Winardi bahwa : “Kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi”. Pengertian dinamika kelompok Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Drs. Soelaiman Joesoyf (1983) menyebutkan bahwa : “Dinamika Kelompok berarti suatu kumpulan dari dua atau lebih individu di mana perubahan individu satu dapat mempengaruhi individu lain.”Defenisi Dinamika Kelompok Pengertian dinamika kelompok dapat diartikan melalui asal katanya, yaitu dinamika dan kelompok. Pengertian dinamika Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan Sebagaimana menurut Drs. Soelaiman Joesoyf (1986), memberikan batasan bahwa : “Perubahan secara besar maupun secara kecil atau perubahan secara cepat atau lambat itu sesungguhnya adalah suatu dinamika, artinya suatu kenyataan yang berhubungan dengan perubahan keadaan”. Pengertian kelompok Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut Winardi bahwa : “Kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi”. Pengertian dinamika kelompok Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Drs. Soelaiman Joesoyf (1983) menyebutkan bahwa : “Dinamika Kelompok berarti suatu kumpulan dari dua atau lebih individu di mana perubahan individu satu dapat mempengaruhi individu lain.”Defenisi Dinamika Kelompok Pengertian dinamika kelompok dapat diartikan melalui asal katanya, yaitu dinamika dan kelompok. Pengertian dinamika Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan Sebagaimana menurut Drs. Soelaiman Joesoyf (1986), memberikan batasan bahwa : “Perubahan secara besar maupun secara kecil atau perubahan secara cepat atau lambat itu sesungguhnya adalah suatu dinamika, artinya suatu kenyataan yang berhubungan dengan perubahan keadaan”. Pengertian kelompok Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut Winardi bahwa : “Kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi”. Pengertian dinamika kelompok Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Drs. Soelaiman Joesoyf (1983) menyebutkan bahwa : “Dinamika Kelompok berarti suatu kumpulan dari dua atau lebih individu di mana perubahan individu satu dapat mempengaruhi individu lain.”

    DEFINISI PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK

    Pengertian dinamika kelompok dapat diartikan melalui asal katanya, yaitu dinamika dan kelompok.
    Pengertian dinamika Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan
    Sebagaimana menurut Drs. Soelaiman Joesoyf (1986), memberikan batasan bahwa :
    “Perubahan secara besar maupun secara kecil atau perubahan secara cepat atau lambat itu sesungguhnya adalah suatu dinamika, artinya suatu kenyataan yang berhubungan dengan perubahan keadaan”.
    Pengertian kelompok
    Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut Winardi bahwa :
    “Kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi”.
    Pengertian dinamika kelompok
    Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Drs. Soelaiman Joesoyf (1983) menyebutkan bahwa :
    “Dinamika Kelompok berarti suatu kumpulan dari dua atau lebih individu di mana perubahan individu satu dapat mempengaruhi individu lain.”

    pengertian kelompok

    Pengertian Kelompok
    Kelompok adalah agregat sosial dimana anggota-anggotanya yang saling tergantung, dan setidak-tidaknya memiliki potensi untuk melakukan interaksi satu sama lain.
    Kelompok adalah suatu kolektif yang terdiri atas berbagai organisme dimana eksistensi semua anggota sangat penting untuk memuaskan berbagai kebutuhan individu. Artinya, kelompok merupakan suatu alat untuk mendapatkan berbagai kebutuhan individu. Individu menjadi milik kelompok karena mereka mendapatkan berbagai kepuasan ssebaik mungkin melalui organisasi yang tidak dengan mudah mereka dapatkan melalui cara lainnya (Cartwright & Zander, 1971: 20).
    Sedangkan menurut Wekley dan Yulk (1977) mengemukakan bahwa kelompok merupakan suatu kumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain secara teratur dalam suatu periode tertentu, dan merasakan adanya ketergantungan diantara mereka dalam rangka mencapai satu atau lebih tujuan bersama.
    Dari tiga pengertian di atas, maka dapat saya simpulkan bahwa pengertian kelompok tidak terlepas dari unsur-unsur berupa keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun ini tidak berlaku bagi sekumpulan individu yang tidak memenuhi unsur-unsur di atas, maka belumlah dikatakan sebagai kelompok misalnya penonton sepakbola yang menjadi sekumpulan individu namu mereka tidak saling mengenal dan tidak melakukan interaksi.